Teks

Blog Khusus Aneka Kerang

Rabu, 09 Mei 2012

Manfaat Kerang Darah

Kerang Darah, Pengerek Kualitas Sperma

TEMPO.CO, Makassar - Bagi pasangan yang telah menikah, keinginan memiliki anak adalah hal yang mutlak. Sayangnya, tidak semua pasangan suami-istri bisa beruntung memiliki keturunan dalam waktu singkat.

Kadangkala, alat reproduksi yang tidak sehat atau biasa diistilahkan kurang subur, membuat sebagian pasangan harus bersabar dalam waktu lama untuk bisa memiliki buah hati. Bahkan, ada yang tidak bisa memiliki anak sama sekali.

Ahli andrologi atau kesehatan reproduksi pada pria dari Universitas Hasanuddin Dr Eddyman W Ferrial mengungkapkan di antara penyebab kurang suburnya sistem reproduksi atau disebut infertilitas yang paling umum terjadi pada pria adalah bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna, konsentrasi sperma rendah, tidak ada semen, varikokel, testis tidak turun, kekurangan hormon testosteron, kelainan genetik, infeksi, masalah seksual, ejakulasi balik, sumbatan di epididimis atau saluran ejakulasi, lubang kencing yang salah tempat (hipospadia), antibodi pembunuh sperma, sistik fibrosis atau kanker testis.

Tak banyak pula yang tahu ada salah satu jenis makanan yang terbukti menyehatkan sistem reproduksi bagi kaum pria, yakni kerang darah atau yang memiliki nama ilmiah Anadara Granosa L. Edyyman mengungkapkan di dalam kerang darah terdapat zat yang terbukti mampu memperbaiki kualitas sperma dan meningkatkan kesuburan. Jenis kerang ini telah diteliti olehnya dan telah terbukti pada sejumlah pasien yang selama ini susah memperoleh keturunan.

Namun, kerang darah tidak gampang didapatkan di Sulawesi Selatan. Menurut Eddyman, jenis kerang ini hanya dapat ditemukan di Pulau Panitiang, Kabupaten Barru. “Itu pun hanya pada musim-musim tertentu,” katanya.

Atas dasar inilah, Eddyman membuat inovasi dengan membuat kapsul yang terbuat dari ekstrak kerang darah dan diberi label kapsul Anadaraman. Kapsul penemuannya tersebut saat ini telah memperoleh hak paten dan telah dipasarkan secara bebas.

Eddyman menjelaskan, selama ini ketika sepasang suami istri susah memperoleh keturunan, maka yang cenderung disalahkan adalah pihak istri karena disangka mandul dan tidak bisa menghasilkan anak. Lagi pula, para lelaki cenderung malas memeriksakan kesehatan reproduksi ke dokter.

“Kesulitan memperoleh keturunan juga banyak menjadi penyebab perceraian,” katanya.

Tidak banyak yang menyadari bahwa kaum lelaki juga berpotensi menghambat proses untuk mendapatkan keturunan. Hal ini kata Eddyman bisa dipengaruhi oleh kesehatan dan kualitas spermatozoa yang dihasilkan. Menurut dia, keadaan fisik seorang pria sama sekali tidak berhubungan dengan kualitas sperma.

“Bukan berarti seorang pria yang tampak sehat bisa menghasilkan sperma yang bagus,” katanya. Hal ini terbukti dari sebuah penelitian yang ia lakukan, dari sebanyak 150 orang responden yang ia jadikan sampel, 75 persen di antaranya terbukti tidak mampu menghasilkan sperma berkualitas.

Menurut Eddyman, sejauh ini masih jarang bidang ilmu yang menekankan kesehatan reproduksi bagi pria. “Pada umumnya mengenai kesehatan reproduksi hanya ditekankan pada wanita,” katanya. Hal ini pulalah yang mendorong ia melakukan penelitian secara lebih jauh, agar masyarakat mengetahui bahwa kesehatan reproduksi juga sangat bergantung pada lelaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar